Sabtu, 03 Mei 2008

Ke Puncak Lawu

Terobati sudah ingiku yang telah lama ku pendam
Mendaki hingga puncak gunung
Memandang alam ini dari atasnya

Sabtu delapan maret
Aku dan 20 orang temanku beranjak dari Jogja, Lawu tujuan kami
Adzan Magrib berkumndang ketika kami tiba di Tawang Mangu
Dan meneruskan perjalanan dengan naik L 300
Ke pos pendakian di Cemoro Sewo, Magetan, Jawa Timur

Pukul 08.30 kami melangkahkan kaki
Meninggalkan Pos dan memulai pendakian
Diselimuti kabut tipis, menapaki batu-batu
Bersenjata senter dan mantel yang melindungi kami dari air hujan
Canda tawa mengiringi perjalanan yang semakin lama semakin menanjak

Sejenak beristirahat di Pos Satu, bertemu rombongan dari Bandung
Dengan semangat menggebu kami melanjutkan perjalanan
Suara tawa mulai menghilang, masing-masing sibuk mengatur nafas
Dan tawa itu kembali merekah pada tengah malam saat kami tiba di pos dua
The great moment, Hanum, salah seoarang teman yang ikut mendaki
Merayakan ulang tahunnya ke 21. happy birthday yah.

Jalan makin terjal
Masing-masing berjalan menunduk di bawah mantel
Manahan hawa dingin pegunungan, bercampur bau belerang
beberapa orang mulai merasakan keram pada kakinya, ada yang keram perutnya
Perjalan semakin pelan, karena sering berhenti tuk istirahat
Pos tiga menjadi tempat pemberhentian selajutnya

Lima menit berlalu dari pos tiga, Endang tidak kuat lagi menahan ingin
Perutnya kembali keram, badannya terasa kaku
Dia berteriak histeris dan tidak sadarkan diri
Aku berlari dan satu orang teman kembali ke pos tiga meminta bantuan, namun aku terjatuh, kakiku melecet dan kaki kiriku mulai terasa keram
Aku duduk menahan sakit dan memijat sendiri kakiku

Nge-camp di pos tiga adalah keharusan, bersama rombongan dari Jombang
Aku tarik beberapa teman yang sudah berada di depan
Memasak air dan mendirikan tenda untuk teman-teman putri
Yang putra hanya beratap langit dan berselimukan mantel

Pukul 5.30 WIB, beberapa orang tinggal di camp menjaga teman yang sakit,
Sementara yang lain meneruskan perjalanan
Setelah menempuh waktu tiga jam melewati jalan terjal bebatuan
Sembari menikmati udara pagi dan pemandangan yang etsotik
Kami sampai di puncak Lamu 3265 DPL

Aku berdiri di atas tugunya, berteriak sekuat tenaga
Setelah kami perpose di sekelilingnya
Sembarai melempar pandangan ke segala penjur
Meski yang namapk hanya awan dan kabut

Kabut tipis mulai menyelimuti pucak Lawu
Udara dingin menulusuk tubuh yang dibungkus jaket
Hujan pun turun, mengiringi langkah kami menuruni lawu
airnya yang dingin membasahi bibirku yang telah basah oleh lantunan tasbih
subhanallah. Rabbana ma khalaqta hadza bathila.

Tidak ada komentar: