Kamis, 15 Mei 2008

Bunda Relakan Kami

Konon Mei ini adalah momen seabad kebangkitan bangsa
Katanya juga bulan ini adalah peringatan sepuluh tahun reformasi
Kalau memang orang masih ingat itu.
Tapi kenapa bulan ini juga menjadi momen kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ironi...............

Maju......maju..... ayo terus maju.....
Jangan mundur rapatkan barisan, revolusi jadi kewajiban.

Nyanyian itu menggema bersama teriakan takbir........ teriakan revolusi.....
Dan lagu darah juang serta lagu pembakar semangat juang lainnya.
Satu, dua, tiga, lima, sepuluh, luma puluh dan sekitar seratus orang berjalan beriring meneriakan kata tolak.
Tugu Jogja jadi saksi

Dibawah topi jerami, kususuri jalan juang ini
Berjuta kali turun aksi.. Bagiku satu langkah pasti
Dibawah kuasa tirani....
Ku susuri garis revolusi...
Berjuta kali turun aski...... Bagiku satu langkah pasti.........

Itulah tekat kami
Semboyan kami: keadilan kebenaran jika diinjak-injak.. LAWAN.

Kobaran api semangat telah membara
Yang menghalagi kami tebas
Brigade Polisi pun kami terobos
Ricuh, kacau, tak terkendali..
Sebagain wajah teman-teman lebam
Sepatu hilang, sandal lepas, patah.
Nampak wajah-wajah yang menympan amarah, dendam
Yang akan selalu masing-masing bawa dalam ingatan
Itulah perjuangan
Dan aku yakin itu tidak sia-sia

Kami bergerak bukan tanpa alasan
Kami bergerak untuk keindahan, keharmonia
Yang hanya ada dalam kemakmuran
Kami bergerak karena mereka telah dirampas haknya
Dan kami harus merebutnya, meski harus berdarah-darah
Bunda relakan darah juang,
tuk membebaskan rakyat
Bunda relakan darah juang kami,
Padamu kami berbakti.

Tidak ada komentar: